Sabtu, 11 Februari 2012

Proyek jalan Teunom-Meulaboh Akan Batal Oleh Bank Dunia

 
Jalur Jalan Beureunuen-Meulaboh Rusak Parah

Akibat Pemerintah Aceh tidak bisa menyelesaikan pembebasan tanah yang terkena proyek pada ruas Teunom-Arongan Lambalek sepanjang 9 kilometer samapi bulan Juni 2012 maka Bank Dunia yang menyimpan dana bantuan Multi Donor Fund (MDF) senilai Rp 320 miliar untuk proyek pelebaran dan pengaspalan jalan nasional Teunom-Meulaboh terpaksa tidak akan menyalurkan dana tersebut

Sepanjang 250 KM  Proyek jalan Teunom-Meulaboh merupakan lanjutan dari proyek jalan Banda Aceh-Meulaboh jalan Banda Aceh-Calang sepanjang 150 kilometer sudah dituntaskan oleh USAID pada Juni 2011.Dan 100 kilometer lagi, pelaksanannyanya dibagi dua tahap. Tahap I, ruas Teunom-Meulaboh sepanjang 47 kilometer sedang berjalan yang dananya bersumber dari MDF. Sedangkan tahap II, Teunom-Calang sepanjang 53 kilometer juga telah dilaksanakan secara bertahap dengan sumber dana APBN.

Jumat, 10 Februari 2012

Reses DPRD Sumut Dapil IV Pengaduan Koptan Enam Tindak Ditindak lanjuti Kepolisian


Kapolres Asahan AKBP Marzuki MM

Reses Anggota DPRD Sumut Dapil IV , Muslim Simbolon (F PAN), Bustami HS (F PPP), Syamsul Hilal (F PDI Perjuangan), Helmiati (F Golkar) dan Khairul Fu’ad (Demokrat), guna menyikapi pengaduan Koptan Enam.
 Dalam Pertemuan  di lahan perkebunan milik masyarakat itu, juga dihadiri Ketua Komisi B DPRD Asahan Bun Yaddin, Kapolsek Bandar Pasir Mandoge AKP S Purba, Danramil Kapten Inf Muttaqin dan Camat Mhd Andre Simatupang.

Makmur Sinaga selaku penerima kuasa dari enam orang petani, Tiodor Sitorus, Tiomsi Sitorus, Tiurma Sitorus, Nurmi Sitorus, Sainiman Sinaga, Pittamos Simbolon, menegaskan, meskipun enam petani yang telah mengusahai lahan seluas lebih kurang 60 hektar, dengan dasar alas hak yang sah, namun mereka terus mendapat intimidasi dari perusahaan PT jAYA BARU PRATAMA ( JBP).

Seperti baru-baru ini salah seorang petani Tiomsi Sitorus, mendapat penganiayaan dari centeng kebun, hingga sampai saat ini hanya bisa tergeletak atas penganiyaan yang dialaminya. "Kami sudah membuat pengaduan tentang ini, tapi sampai sekarang pihak kepolisian belum melakukan penangkapan pelaku penganiayaan," ungkap Makmur Sinaga yang menunjukkan korban Tiomsi saat itu tergeletak di sebuah gubuk.

Mendapat penjelasan itu, Syamsul Hilal beranjak dari tempat duduknya menemui korban yang meneteskan air mata dan hanya bisa tergeletak mencoba untuk menghimpun data tentang pelaku penganiayaan yang dialami korban.